Waktu saya kuliah, ada matakuliah Manajemen Keuangan I. Rasio keuangan adalah salah satu bab di matakuliah itu. Saya dapat matakuliah ini kalau tidak salah sekitar tahun 2013.

Empat tahun kemudian, tahun 2017, saya bekerja sebagai tim penulis Laporan Tahunan Perusahaan, khusus di bagian analisis keuangan.

Bagian ini tak bisa lepas dari rasio keuangan, kita wajib menguasai seluruh jenis-jenis rasio keuangan, paling tidak yang umum-umum.

Karena saya sudah lupa, sayapun harus membuka-buka buku jaman kuliah lagi. Kali ini saya akan membahas jenis-jenis rasio keuangan.

Tulisan ini untuk catatan pribadi dan juga bagi siapapun yang membutuhkannya di dunia maya. Baik, akan saya mulai.

Apa itu rasio keuangan?

Rasio keuangan (financial ratios) adalah alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan dengan cara membandingkan pos-pos yang terdapat pada Laporan Keuangan Perusahaan (laporan posisi keuangan atau neraca, laporan laba/rugi, dan laporan arus kas).

Rasio keuangan ini dibutuhkan oleh semua pihak yang membutuhkan laporan keuangan perusahaan.

Secara umum, ada 2 (dua) pihak yang membutuhkan rasio keuangan dan laporan keuangan perusahaan: internal perusahaan dan eksternal perusahaan.

Pihak internal perusahaan yaitu pemilik perusahaan, manajer, dan karyawan. Dan eksternal perusahaan yaitu investor, kreditor, pemasok, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat.

Apa manfaat rasio keuangan?

Ada banyak sekali manfaat dari rasio keuangan. Manfaat rasio keuangan tergantung dari siapa pemakainya.

Bagi manajer perusahaan, rasio keuangan bermanfaat untuk menganalisis, mengendalikan, serta meningkatkan kinerja operasi dan keuangan perusahaan. 

Pihak lain, seperti analis kredit, rasio keuangan bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utangnya.

Bagi analis saham, rasio keuangan bermanfaat untuk menganalisis efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.

Rasio keuangan juga bisa bermanfaat sebagai indikator kebangkrutan atau kepailitan usaha. 

Apa saja jenis-jenis rasio keuangan?

Berdasarkan fungsinya, ada 5 (lima) jenis rasio keuangan, yaitu: 
1. Rasio likuiditas (liquidity ratio); 
2. Rasio aktivitas (activity ratio); 
3. Rasio solvabilitas (solvability ratio); 
4. Rasio profitabilitas (profitability ratio); dan
5. Rasio pasar (market ratio). 

Sekarang saya akan bahas satu persatu secara ringkas saja..

Rasio likuiditas (liquidity ratio)


Kata kuncinya adalah liquid, cair. Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya disebut perusahaan likuid.

Rasio likuiditas terdiri dari 3 (tiga):
1. Rasio lancar (current ratio);
2. Rasio cepat (quick ratio); dan
3. Rasio kas (cash ratio).

Kunjungi artikel ini, untuk pembahasan rasio likuiditas lebih lanjut.

Rasio aktivitas (activity ratio)



Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur kecepatan berbagai akun dikonversi menjadi penjualan atau kas.

Semakin cepat, maka semakin baik, yang berarti perusahaan bisa dianggap efisien dalam menjalankan aktivitas operasionalnya.

Rasio aktivitas terbagi menjadi 6 (enam):
1. Rasio perputaran modal kerja (working capital turnover);
2. Rasio perputaran aset tetap (fixed asset turnover);
3. Rasio perputaran total aset (total asset turnover);
4. Rasio perputaran persediaan (inventory turnover);
5. Rata-rata periode pengumpulan piutang (average collection period); dan
6. Rata-rata pemnbayaran utang (average payment period).

Rasio solvabilitas (solvability ratio)


Jika rasio likuiditas hanya mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek, rasio solvabilitas mengukur kemampuan memenuhi seluruh kewajiban, baik jangka pendek dan panjang.

Rasio ini juga sering disebut sebagai rasio struktur modal atau rasio leverage.

Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya.

Rasio solvabilitas berfungsi untuk menganalisis kredit atau analisis risiko keuangan perusahaan.

Misalnya, rasio ini diperlukan kreditor untuk melihat apakah perusahaan layak mendapat pinjaman baru.

Rasio solvabilitas terdiri dari 6 (enam):
1. Rasio utang (debt ratio);
2. Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER);
3. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas (long-term debt to equity ratio);
4. Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan (times interest earned ratio);
5. Rasio laba operasional terhadap kewajiban; dan
6. Fixed payment coverage ratio

Rasio profitabilitas (profitability ratio)


Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini sering disebut sebagai rasio rentabilitas (rentability ratio).

Rasio profitabilitas menjadi salah satu pertimbangan penting bagi investor dalam memutuskan investasi.

Secara umum, rasio profitabilitas terdiri dari dua: rasio tingkat pengembalian atas investasi (return on investment/ROI) dan rasio kinerja operasi.

ROI terdiri dari dua: 
1. Tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA); dan
2. Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE). 

Sementara rasio kinerja operasi terdiri dari tiga: 
1. Marjin laba kotor (gross profit margin/GPM); 
2. Marjin laba operasinal (operating profit margin/OPM); dan
3. Marjin laba bersih (net profit margin/NPM).

Rasio pasar (market ratio)



Rasio pasar (market ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengestimasi nilai saham perusahaan.

Bagi calon investor, rasio pasar digunakan sebagai pertimbangan keputusan investasi dari berbagai alternatif yang ada.

Rasio pasar terdiri dari lima jenis, yaitu:
1. Rasio harga terhadap laba (price earning ratio/PER);
2. Laba per lembar saham biasa (earning per share/EPS);
3. Tingkat pengembalian dividen (dividend yield);
4. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio); dan
5. Rasio harga pasar terhadap nilai buku (market to book ratio).

Sampai sini dulu pembahasan rasio keuangan. Lain kesempatan saya akan posting juga masing-masing dari lima rasio tersebut.

Artikel inipun akan saya lengkapi seiring waktu dan seiring bertambahnya ilmu saya.

Referensi

- Gitman, Lawrence J. dan Chad J. Zutter. (2012). Principle of Managerial Finance. Edisi ke-13. England: Pearson Education Limited.
- Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan-Integrated And Comprehensive Edition. Gramedia Widiasarana Indonesia.
- Hadad, M. D., Santoso, W., & Rulina, I. (2003). Indikator Kepailitan di Indonesia: An Additional Early Warning Tools Pada Stabilitas Sistem Keuangan. Bank indonesia.