Di artikel sebelumnya, saya telah membahas mengenai rasio keuangan beserta jenis-jenisnya secara umum.

Kali ini saya ingin merinci salah satu jenis rasio keuangan: rasio likuiditas.

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.

Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila ia mampu memenuhi/membayar kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo.

Telah disebutkan pada artikel sebelumnya, rasio likuiditas terdiri dari 3: rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas.

Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar atau current ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki.

Rumus current ratio dihitung dengan cara membagi aset lancar perusahaan dengan kewajiban lancarnya, sebagai berikut:

current ratio current assets current liabilities
Rumus Current Ratio


Rasio lancar dapat dinyatakan dalam satuan kali atau persen.

Semakin tinggi current ratio, semakin baik. Dengan kata lain, aset lancar yang dimiliki perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya.

Umumnya, batas rasio lancar yang baik sebesar 2 kali, meskipun jumlah ini bukan patokan mutlak, karena batasan tersebut berbeda pada tiap-tiap industri.

Namun, current ratio yang terlalu tinggi juga tidak baik, yang berarti perusahaan tidak memanfaatkan aset lancar dan fasilitas pembiayaan jangka pendek secara efisien.

Dan itu berarti ada masalah pada manajemen modal kerja perusahaan.

Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat atau quick ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancarnya (minus persediaan).

Bagi sebagian perusahaan, current ratio mungkin kurang menggambarkan likuiditas perusahaan. Mengapa? Sebabnya, ada persediaan dalam komponen aset lancar.

Persediaan merupakan komponen aset lancar yang paling tidak lancar, maksudnya, sulit dikonversi menjadi kas.

Jika terjadi penjualan, sebagian persediaan terjadi dalam bentuk kredit, dan itu berarti selalu melibatkan dua langkah: pertama, terlebih dahulu menjadi piutang, barulah pada langkah kedua akhirnya menjadi kas.

Itulah sebabnya persediaan tidak selalu bisa diandalkan bagi perusahaan untuk menutupi biaya-biaya yang mendesak.

Untuk itu rasio cepat atau quick ratio lebih menggambarkan likuiditas perusahaan yang memiliki persediaan tidak likuid, karena perhitungannya mengabaikan persediaan.

Rumus quick ratio mirip dengan current ratio, hanya saja seperti yang sudah dijelaskan, komponen persediaan dikeluarkan dari aset lancar. Sehingga rumus quick ratio adalah:

Quick Ratio Current Assets Inventories Current Liabilities Makin TInggi Makin Baik
Rumus Quick Ratio


Sama seperti current ratio, quick ratio dapat dinyatakan dalam satuan kali atau persen.

Semakin tinggi quick ratio, semakin baik. Yang artinya, semakin tinggi kemampuan aset lancar (minus persediaan) perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.

Rasio Kas (Cash Ratio)

Sesuai dengan namanya, rasio kas atau cash ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas dan setara kas yang dimiliki.

Rumus cash ratio adalah:

cash ratio cash and cash equivalents current liabilities
Rumus Cash Ratio


Sama seperti rasio lancar dan rasio cepat, rasio kas dapat dinyatakan dalam satuan kali atau persen.

Semakin tinggi cash ratio, semakin baik. Yang berarti, semakin tinggi kemampuan kas dan setara kas perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.

Sekian dulu artikel mengenai rasio likuiditas, semoga saya bisa menuliskan rasio lainnya di kemudian hari. Terima kasih telah mengunjungi blog ini.

Sumber

  • Hery (2016). Analisis Laporan Keuangan: Integrated and Comprehensive Edition.
  • Gitman dan Zutter (2012). Principles of Managerial Finance
  • Ready Ratios. (Tanpa Tahun). Current Ratios. Diakses 2 Oktober 2019 dari https://www.blogger.com/blog/post/edit/2243199597707824451/2267277432869395921